Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu

Nikmatnya Shalat Dhuha


لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم ان عذابى لشديد
Begitu sering kita mendengar ayat alloh di atas, saat para muballigh menyampaikan dakwahnya. Tentu kita semua mengetahui maknanya yaitu …Jika kalian semua mensyukuri nikmat yang telah Aku berikan maka pasti kan Ku tambah nikmat itu, namun sebaliknya jika kamu kufur akan nikmat itu maka ketahuilah bahwa ssesungguhnya azabku sangatla pedih…
Coba kita bayingkan berapa banyak nikmat yang telah alloh anugrahkan kepada kita, setidaknya dari kita bangun tidur pagi hari sampai kita bangun kembali ? subhanalloh tak terhitung banyaknya, namun kita tidak pernah sadar akan hal itu karena kita hanya mengejar-ngejar kenikmatan yang sifatnya lahiriyah.
Alloh memberikan waktu yang sangat mulia bahkan Alloh bersumpah dengan waktu tersebut dalam al Quran yakni والضحى . oleh sebab itu hendaknya kita gunakan waktu ini dengan menghadap Alloh dalam wujud shalat Dhuha.

Ada yang mengatakan bahwa shalat dhuha juga disebut shalat awwabin. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa keduanya berbeda karena shalat awwabin waktunya adalah antara maghrib dan isya.
Waktu shalat dhuha dimulai dari matahari yang mulai terangkat naik kira-kira sepenggelah dan berakhir hingga waktu matahari tergelincir, meskipun disunnahkan agar dilakukan ketika matahari agak tinggi dan panas agak terik.
Adapun diantara keutamaan atau manfaat shalat dhuha ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab setiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain agar melakukan amal kebaikan adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak melakukan keburukan adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”
Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya,”Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, wahai Rasulullah saw?” Beliau saw menjawab,”Dahak yang ada di masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”
Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh berkata,”Nabi saw kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan,mengerjakan dua rakaat dhuha dan mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum tidur.”
Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan Syafi’i menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.
Namun juga perlu diperhatikan dan dicatat bahwa tidak dibenarkan bagi seorang yang hanya mengerjakan shalat dhuha yang kedudukannya sunnah sementara dirinya meninggalkan shalat shubuh yang kedudukannya lebih tinggi darinya yaitu wajib. ( by : Zaiyad Namiri )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar